Sejauh mana
beban tugas sekretaris secara formal tergantung pada job atau wewenang
yang diberikan oleh pimpinannya. Dalam pelaksanaan sehari – hari
pekerjaan tersebut akan berkembang dan banyak hal – hal yang saling
terkait. Seorang sekretaris harus bisa menjalankannya dengan berbagai
keterampilan, baik teknis maupun non teknis. Misalnya : seorang
sekretaris membuat surat, dan untuk dapat menyusun konsep surat yang
baik seorang sekretaris harus tahu juga tentang penyusunan bahasa yang
baik, surat yang baik itu bagaimana, kertas yang baik untuk menulis
surat, serta pengetahuan dan cara mengoperasikan mesin ketik atau
komputer.
Adapun tugas – tugas sekretaris dapat dikelompokkan dalam empat kegiatan, antara lain :
a. Tugas rutin yaitu tugas yang tidak memerlukan perintah khusus, perhatian khusus atau pengawasan khusus.
Contohnya : tugas pengurusan surat, menerima tamu, tata kearsipan, membuat jadwal kerja pimpinan, dan menerima telepon.
b. Tugas
khusus yaitu tugas yang memerlukan perintah atau sesekali pimpinan
menginginkan sekretaris menggunakan pertimbangan dan pengalaman
sekretaris untuk menyelesaikannya.
Contohnya : membuat perjanjian, mengirim faximile.
c. Tugas
yang bersifat kreatif yaitu tugas yang berasal dari inisiatif
sekretaris itu sendiri. Biasanya hal – hal yang dilakukan sekretaris
adalah pekerjaan yang menunjang atau mendukung kerja pimpinan dalam
menyelesaikan tugas.
Ciri
– ciri orang yang kreatif, yaitu : kelincahan mental, fleksibilitas
konseptual, lebih suka hal – hal yang sifatnya kompleks daripada simpel,
dan cakap dalam banyak hal. Untuk menjadi kreatif maka perlu membangun
kompetensi – kompetensi yang diperlukan, meliputi : intellectual capital, social capital, dan spiritual capital.
Ketiga kompetensi tersebut dalam implementasinya diwujudkan dengan
belajar, berteman, dan beramal. Kemampuan intelektual akan terbentuk
melalui proses pendidikan formal dan non formal disertai dengan
kemampuan serta kemauan untuk belajar, mambaca, mencari tahu, dan
melakukan analisis. Kemampuan sosial menyangkut kemampuan melalukan
relasi, menjaga identitas, performance, kemampuan komunikasi,
melakukan sosialisasi dalam pergaulan, dan melakukan orientasi serta
integrasi di lingkungan di manapun ia berada. Social capital
dalam pengembangan karir memberikan kontribusi yang utama. Kemampuan
spiritual menyangkut ketahanan mental spiritual yang dibentuk melalui
pendidikan mental kepribadian budi pekerti dan agama.
d. Tugas
untuk melakukan hubungan dan kerjasama yaitu tugas yang berhubungan
dengan manusia, yang didalamnya meliputi : tugas rutin, khusus, maupun
tugas kreatif.
Contohnya :
· Dengan
dunia luar, berarti dari pihak – pihak luar kantor. Sekretaris adalah
perpanjangan tangan dari atasannya dan menjadi satu – satunya contact person
yang ingin dihubungi oleh orang dengan perusahaan atau atasan.
Terkadang berhubungan dengan luar menyangkut hubungan yang rutin, tetapi
dapat pula hubungan tersebut berdampak pada pengembangan organisasi dan
sebaliknya.
Kegiatan – kegiatan tersebut meliputi
1. Bertelepon.
Cara
menelpon sangat bervariasi dan berkembang dengan bertambahnya jam
terbang. Teknik dan tata cara bertelepon pun memberikan imajinasi atau
gambaran kepribadian yang bertelepon bakhan kepribadian atasan atau gaya
organisasi perusahaan yang dijalankan. Sekretaris yang baik akan
berusaha menampilkan sikap yang menyenangkan dan tidak terburu – buru
dalam berbicara di telepon.
Etika umum dalam bertelepon, antara lain :
a. Angkatlah pesawat segera setelah telepon berdering, jangan lebih dari tiga kali.
b. Ucapkan
salam (selamat siang, malam, atau pagi), dan sampaikan identitas diri
(nama bagian atau perusahaan), serta hindarkan kata hallo.
c. Berbicaralah dengan nada atau intonasi yang baik, serta volume suara yang tidak terlalu keras (mempesona).
d. Apabila salah sambung, berlakulah sopan dan tunjukkan yang benar apabila mengetahui alamat atau nomor pesawat yang dituju.
e. Jangan meletakkan pesawat telepon sebelum orang yang bertelepon meletakkan pesawat telepon terlebih dahulu.
2. Reception.
Prinsip dasar dalam menjalankan tugas sebagai reception adalah
menghormati setiap tamu yanga datang di kantor dan sikap menolong.
Menanyakan dan mencatat nama perusahaan serta tujuan kedatangan.
Sementara orang berpendapat bahwa biasanya reputasi perusahaan tumbuh
bersama dengan bagaimana para pegawainya melayani para tamunya. Sebagai
receptionis, baik itu dilakukan oleh sekretaris maupun satpam (bagian
depan) harus sensitif, yaitu harus pandai berbicara agar tamu yang
datang tidak tersinggung perasaannya. Di samping itu juga harus sopan
dan penuh pertimbangan (mengerti kebutuhan tamu). Jangan lupa tunjukkan
sikap baik dan bersahabat saat bertemu dengan kenalan baru.
3. Korespondensi.
Surat
– menyurat dari atau ke atasan merupakan tanggung jawab seorang
sekretaris. Ada surat yang harus ditulis secara khas sesuai dengan
kepribadian atasan dan ada surat yang yang merupakan hasil korespondensi
yang berkepanjangan, sehingga perlu ditelusuri riwayatnya atau sekedar
balasan surat dari yang diterima sebelumnya. Sekretaris dituntut mampu
menyusunnya dengan akurat dan berkualitas. Faktor terpenting dalam
surat, di samping penggunaan bentuk surat, jenis kertas atau sampul
adalah pemakaian kata dan penyusunnya yang member kejelasan pada
penerima surat, di smaping itu surat harus dibuat sebagai alat
penyampaian pesan yang berkepribadian.
4. Reservation.
Bagian
lain tugas sekretaris adalah mengatur perjalanan, makan siang atau
malam, hotel, rapat, pembawa acara, dan sebagainya. Tugas tersebut harus
siap dilakukannya setiap saat bahkan pada detik – detik terakhir karena
selalu ada kemungkinan yang tidak terduga, seperti : tamu yang datang
dengan tiba – tiba, gagal memenuhi janji, dan rapat mendadak.
5. Layanan kilat.
Layanan
untuk surat atau paket merupakan bagian urusan sekretaris. Hal tersebut
menjadikan sekretaris harus berhubungan dengan para kurir.
· Tugas
di dalam organisasi yang paling utama adalah hubungan sekretaris dengan
atasannya dan pekerjaannya. Bagaimana membuat pekerjaan sang atasan
lebih mudah dan efektif. Kontribusi yang penting adalah fungsi
sekretaris sebagai buffer yaitu mengambil alih tugas – tugas
kecil menanggulangi interupsi, sehingga atasan dapat berprestasi
maksimal. Kegiatan sekretaris dalam organisasi, antara lain :
1. Kalender atasan.
Sekretaris
harus bisa membuat jadwal kerja atasan yang mudah dibaca. Ada kalanya
sekretaris mengingatkan acara atasan bilamana perlu. Monitor terhadap
kalender atasan dapat membantunya dalam penggunaan waktu yang paling
maksimal.
2. Dictation (dekte).
Kemampuan sekretaris dalam menulis cepat (stenografi) sangat penting bagi tugas dictaction, sekalipun proses dekte dapat ditangani dengan peralatan yang canggih.
3. Memproses persiapan perjalanan pimpinan
Sekretaris
harus mempersiapkan keperluan – keperluan perjalanan dinas pimpinan.
Dia harus mengetahui masalah – masalah yang akan diselesaikan atau
perundingan dengan para pejabat atau instansi yang dituju. Untuk itu,
sekretaris harus mempersiapkan warkat – warkat, peraturan, ataupun
berkas – berkas lain yang diperlukan, yang berhubungan dengan masalah
yang akan diselesaikan melalui perjalanan dians tersebut. Berkaitan
dengan tugas tersebut, beberapa langkah yang harus dikerjakan, antara
lain : mengurus pembelian tiket, mengurus pengantaran ke stasiun atau air port, pemesanan hotel, mengurus pembiayaan perjalanan, dan lain – lain.
4. Penampilan kantor.
Penampilan
umum kantor dan atasan adalah ikatan yang menggambarkan bagaimana
perusahaan menjalankan bisnisnya. Kantor yang berantakan mencerminkan
pelayanan yang senada. Sekretaris berkewajiban untuk mengembangkan
tempat kerja yang rapi, efisien, aktif tapi terkendali, serta memberi
sentuhan – sentuhan pribadi, sehingga tamu merasa diperlakukan secara
personal.
5. Pekerjaan rutin.
Faktor
kritis dalam kantor adalah menyelesaikan pekerjaan pada waktunya. Hal
ini menuntut perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan jadwal yang baik.
Sekretaris perlu memperhatikan kegiatan atasan dengan seksama agar
efisiensi dan efektivitas tetap terjaga
6. Membuat laporan
Adakalanya
pekerjaan sekretaris berkaitan dengan riset. Dari riset kemudian ia
harus membuat rekomendasi atau laporan untuk bisa dibaca atau disetujui
untuk tindakan –tindakan tertentu. Pembuatan laporan tidak terbatas pada
riset saja, tetapi juga untuk laporan tahunan, laporan rapat, laporan
produksi, dan lain – lain.
7. Rapat (meeting).
Sekretaris
perlu tahu bagaimana mempersiapkan penyelenggaraan rapat mulai dari
persiapan, pembuatan undangan, pengaturan fisik rapat, persiapan agenda
dan laporan. Sekretaris juga perlu tahu bagaimana mempersiapkan
pimpinannya untuk memimpin atau menghadiri suatu rapat atau pertemuan
lainnya.
8. Pengarsipan.
File
(arsip) biasanya berbentuk salinan atau asli dari surat masuk, keluar,
memo, yang isinya meliputi : catatan yang hidup mengenai hubungan –
hubungan, perjanjian – perjanjian dengan pihak lain. Agar mempunyai
kekuatan hukum dan nilai guna, maka harus mengusahakan sistem filling, sehingga setiap data dapat ditemukan dalam waktu relatif singkat.
Agar
tugas – tugas dapat diselesaikan dengan baik, maka sekretaris harus
menyatakan kesediaan dan menunjukkan rasa gembira untuk melakukan
penugasan tersebut. Banyak tugas kesekretarisan yang tidak dapat
dilakukan dengan baik tanpa adanya pengetahuan yang memadai.